http://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/issue/feedGunung Djati Conference Series2024-10-04T21:59:37+07:00Ali Rahmanali@uinsgd.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Gunung Djati Conference Series</strong> is a society-owned scientific publisher, providing impact, recognition and value for the scientific community.</p> <p>We work closely with researchers, librarians and partners publishing to produce conference series.</p>http://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2342Pembuatan Grafena Oksida (GO) dan Komposit GO/ZnO dalam Mendekolorisasi Larutan Rhodamin B2024-10-03T16:15:50+07:00Sachiyah Nur Chasanahsahyanc16@gmail.comArief Iyustianaariefaip30@gmail.comSandi Muhamad Arifinsandimuhamadarifin@gmail.comIra Ryski Wahyuniira_ryski@uinsgd.ac.idSoni Setiadjissetiadji@uinsgd.ac.id<p>Grafena oksida (GO) memiliki potensi yang sangat luas pada berbagai aplikasi dan salah satu aplikasinya dapat digunakan sebagai bahan fotokatalis. Dari studi sebelumnya, GO dan komposit GO dengan oksida logam dapat mendegradasi limbah cair zat pewarna organik yang dapat mencemari perairan. Salah satu zat pewarna yang dihasilkan dari aktivitas industri tekstil adalah Rhodamin B (RhB). Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis GO dari grafit menggunakan metode modifikasi <em>Hummer’s</em>. Sedangkan komposit GO/ZnO dibuat melalui metode presipitasi menggunakan larutan NH<sub>4</sub>OH yang dibantu oleh proses sonikasi dimana Zn(NO<sub>3</sub>)<sub>2</sub>.6H<sub>2</sub>O digunakan sebagai prekursor untuk membuat komposit GO/ZnO. Endapan GO hasil presipitasi dinetralkan kemudian dipanaskan pada suhu 70 <sup>0</sup>C selama 20 jam untuk mendapatkan serbuk GO. Sedangkan serbuk GO/ZnO dihasilkan melalui pemanasan endapan komposit tersebut pada suhu 70 <sup>0</sup>C selama 8 jam. Hasil XRD sampel GO mengkonfirmasi bahwa GO yang terbentuk belum sempurna. Hasil FTIR mengkonfirmasi bahwa sampel GO memiliki gugus fungsi karboksil, karbonil, hidroksi dan epoksi. Pengujian proses fotokatalitik kedua sampel dilakukan terhadap RhB dengan konsentrasi 60 hingga 100 ppm melalui penyinaran sinar tampak dan sinar matahari. Massa fotokatalis divariasikan pada rentang 0,01 hingga 0,05 gram dan waktu penyinaran 1 hingga 5 jam. Hasil pengujian fotokatalitik sampel GO/ZnO menunjukkan persen dekolorisasi larutan RhB 60 ppm mencapai 66,27% dengan massa fotokatalis 0,05 gram selama 5 jam. Sedangkan sampel GO mendekolorisasi larutan RhB 60 ppm sebesar 99,97% dengan massa dan waktu penyinaran yang sama.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Sachiyah Nur Chasanah, Arief Iyustiana, Sandi Muhamad Arifin, Ira Ryski Wahyuni, Soni Setiadjihttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2344Sintesis Grafena Oksida (GO) dan GO/ZnO sebagai Fotokatalis untuk Mendekolorisasi Larutan Metilena Biru2024-10-04T11:42:47+07:00Eka Febriantiefebrianti770@gmail.comSandi Muhamad Arifinsandimuhamadarifin@gmail.comArief Iyustianaariefaip30@gmail.comEko Prabowo Hadisantosoekoph@uinsgd.ac.idSoni Setiadjissetiadji@uinsgd.ac.id<p>Grafena oksida (GO) dapat diaplikasikan sebagai bahan fotokatalis karena kemampuannya dalam mendekolorisasi beberapa jenis zat pewarna organik seperti metilena biru. Pada penelitian ini, GO disintesis dari grafit menggunakan prosedur modifikasi Hummer’s. Sampel GO yang dihasilkan kemudian dikompositkan dengan larutan Zn(NO<sub>3</sub>)<sub>2</sub>.6H<sub>2</sub>O 0,1 M melalui metode kopresipitasi dengan menambahkan larutan NH<sub>4</sub>OH untuk mengendapkan sampel komposit GO/ZnO. pH endapan GO/ZnO dinetralkan kemudian dikeringkan pada suhu 70ºC selama 8 jam. Sampel GO dan GO/ZnO dikarakterisasi menggunakan <em>X-Ray Diffraction</em> (XRD), <em>Scanning</em> <em>Electron</em> <em>Microscope</em> (SEM) dan <em>Fourier</em> <em>Transform - Infra Red Spectroscopy</em> (FT-IR). Hasil XRD menunjukan bahwa sampel GO dan kompositnya telah terbentuk. Namun GO yang dihasilkan masih belum murni. GO dan GO/ZnO lalu diaplikasikan sebagai fotokatalis dalam mendekolorisasi larutan metilena biru (MB) dengan penyinaran cahaya tampak dan sinar matahari. Kondisi optimum fotokatalitik sampel GO, GO/ZnO dan ZnO dapat mendekolorisasi larutan metilen biru 10 ppm dengan sinar cahaya tampak secara berturut-turut sebesar 98.15%, 97.76%, dan 90.92%, sedangkan dengan sinar matahari sebesar 99.16%, 98.35%, dan 99.01% selama 180 menit penyinaran dengan massa fotokatalis 0,05 gram.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2345Pengaruh Fraksi Volume Ampas Tebu (Bagasse) dan Resin Epoksi dengan Pelapisan menggunakan Larutan Vinyltrimethoxysilane Terhadap Karakteristik Komposit2024-10-04T11:52:44+07:00Nova Tria Prihartininovatriap.19@gmail.comSinta Sulastrinovatriap.19@gmail.comHamid Abdillahhamid@ums.ac.id<p>Pemanfaatan ampas tebu (<em>bagasse) </em>sebagai bahan baku material selulosa masih terlalu jarang. Selain pengolahan gula untuk diambil airnya, pemanfaatan tebu hanya sebatas dijadikan bahan bakar industri atau limbah buangan saja. Pada penelitian ini ampas tebu (<em>bagasse</em>) akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan komposit. Komposit adalah kombinasi dari dua bahan yang mana salah satu bahan disebut fase penguat (serat, lembaran, dan partikel) tertanam dalam bahan lainnya yang disebut fase matriks. Matriks yang harus digunakan pada komposit harus bersifat <em>compatible</em> dengan seratnya karena formulasi resin yang dipilih akan menentukan siklus polimerisasi (<em>curing</em>). Resin <em>thermosetting</em> adalah suatu polimer yang ketika dipanaskan akan mengeras dan tidak dapat dibentuk kembali. <em>Epoxy</em> merupakan salah satu jenis resin <em>thermosetting</em> yang terbaik. Pembuatan komposit akan ditambahkan pelapisan larutan berupa <em>silane coupling agent </em>(SCA) pada serat <em>bagasse</em>. <em>Vinyltrimethoxysilane</em> digunakan sebagai bahan pengikat antara serat alam dan matriks. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode <em>hand lay up</em>. Metode tersebut adalah metode sederhana dengan proses terbuka dari proses fabrikasi komposit.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2346Pengaruh Rasio Epoksi-Serat Sabut Kelapa, Arah Susunan, Volume dan Konsentrasi Vinyltrimethoxysilane terhadap Kekuatan Tarik Komposit2024-10-04T12:03:19+07:00Fera Nur Puspita Sariferanurps@gmail.comLutfia Bunga Fatimahlutfiabunga@gmail.comHamid Abdillah Abdillahhamid@ums.ac.id<p>Sabut kelapa merupakan salah satu limbah yang diperoleh dari tempat pengolahan buah kelapa yang menghasilkan jumlah limbah yang cukup besar, sehingga dalam upaya untuk mengurangi limbah sabut kelapa sekaligus meningkatkan nilai ekonominya yaitu dengan membuatnya menjadi material penguat komposit dengan mengambil serat sabut kelapa. Namun, ketahanan komposit polimer berpenguat serat alam memiliki ikatan yang lemah antara pengisi (<em>filler</em>) dengan matriks polimer, sehingga penggunaan agen pengikat juga dibutuhkan yaitu <em>vinyltrimethoxysilane </em>(VTMS). Pada penelitian ini, proses pembuatan komposit epoksi-serat sabut kelapa dibuat menggunakan metode cetakan terbuka (<em>Hand Lay Up</em>) dan pengujian sesuai dengan standar ASTM D638 menggunakan alat <em>Universal Testing Machine</em> (UTM). Hasil pengujian kuat tarik komposit epoksi-serat sabut kelapa berdasarkan pengaruh rasio dan arah susunan epoksi-serat sabut kelapa mengalami kenaikan seiring dengan penambahan volume serat serta berpengaruh signifikan karena arah susunan serat. Diperoleh komposit yang memiliki kuat tarik tertinggi adalah pada variasi rasio 14%:86%/90° dengan nilai sebesar 18,619 MPa. Hasil pengujian kuat tarik komposit epoksi-serat sabut kelapa berdasarkan pengaruh konsentrasi dan volume <em>vinyltrimethoxysilane</em> (VTMS) mengalami peningkatan seiring dengan tinggi volume dan konsentrasi <em>vinyltrimethoxysilane</em> (VTMS). Diperoleh komposit yang memiliki kuat tarik tertinggi adalah pada spesimen dengan konsentrasi <em>vinyltrimethoxysilane</em> (VTMS) 8% dan volume 4 ml kuat dengan nilai sebesar 21,43 MPa. Dapat diketahui juga pengaruh penambahan larutan <em>vinyltrimethoxysilane</em> (VTMS) pada komposit epoksi-serat sabut kelapa mampu meningkatkan jumlah ikatan kovalen antara resin epoksi dan serat sabut kelapa sehingga dapat meningkatkan kuat tarik komposit yang dibentuk.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2347Uji Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) serta Aplikasinya Sebagai Masker Gel Peel Off2024-10-04T12:09:57+07:00Adzkya Al Qudsiyyah Burhanadzkyapadilla04@gmail.comNunung Kurniasihnunungkurniasih@uinsgd.ac.idTina Dewi Rosahditina_dr@uinsgd.ac.id<p>Tanaman alpukat (<em>Persea americana</em> Mill.) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Bagian-bagian dari tumbuhan ini memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah biji alpukat. Biji alpukat terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan dapat menghambat laju <em>stress</em> oksidatif penangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder melalui uji fitokimia, menentukan kadar total fenolik, menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol biji alpukat, aplikasi ekstrak tersebut sebagai masker gel <em>peel off</em>, mengidentifikasi sifat fisik dan keasaaman, serta menganalisis formula yang paling disukai. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol, ekstrak diuji fitokimia sehingga diidentifikasi mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Kadar total fenolik diidentifikasi dengan metode Folin-ciocalteu. Uji aktivitas antioksidan diidentifikasi dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), kemudian serapannya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Formula sediaan masker dilakukan dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak biji alpukat sebesar 0; 0,25; 0,50; 0,75; dan 1%. Hasil uji kadar total fenolik dari ekstrak biji alpukat diperoleh nilai sebesar 228,08 mgGAE/g. Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak biji alpukat memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC<sub>50 </sub>sebesar 4,8721 ppm, yang menunjukkan potensi sebagai sumber antioksidan alami dengan kategori sangat kuat. Formula yang paling disukai oleh panelis adalah F2 dengan penambahan ekstrak biji alpukat 0,50%.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2348Pengaruh Konsentrasi CaCl2 terhadap Bioplastik dari Pati Garut (Maranta Arundinacea L.) dan Karagenan2024-10-04T12:15:06+07:00Kevin Mardiansyah Bayu Ardanakevinmardiansyah97@gmail.comEsa Sofariahesasofariah@gmail.comSyifa Akmalia Zahrasyifaakmal12@gmail.comGina Giftia Azmiana Delilahginagiftia@uinsgd.ac.idSoni Setiadjissetiadji@uinsgd.ac.id<p>Plastik digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena dinilai murah dan praktis. Sifatnya yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme menyebabkan plastik bertahan hingga bertahun- tahun dan akhirnya menimbulkan penimbunan sampah plastik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibuat plastik yang terbuat dari bahan alam yaitu bioplastik yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan sampah. Bahan utama yang dipilih adalah pati garut (<em>Maranta arundinacea </em>L.) dan karagenan. Pada penelitian ini telah dibuat bioplastik dari pati garut, karagenan, CaCl2 dan gliserol. Bioplastik ini dibuat dengan memvariasikan konsentrasi CaCl<sub>2</sub> yaitu 1%, 2%, dan 3% (b/v). Komposit dibuat dengan mencampurkan 25 ml CaCl<sub>2</sub>, 2,670 g pati, 1,335 g karagenan, 60 ml air dan 2,5 ml gliserol diaduk dan dipanaskan pada suhu 70-80 <sup>o</sup>C selama 1 jam. Lalu komposit di cetak dan di oven pada suhu 60<sup>o</sup> C selama 12 jam membentuk lembaran plastik. Ketiga sampel memiliki kuat tarik pada nilai 6,8-6,2 MPa, elongasi pada nilai 0,041-0,043 dan derajat <em>swelling</em> pada nilai 23,98-28,38%. Ketiga sampel memiliki ketebalan sekitar 0,1522-0,1512 mm.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2349Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus pyogenes Terhadap Sediaan Sabun Mandi Cair Kombucha Berbasis Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)2024-10-04T14:06:25+07:00Tika Audi Rahmawatitikaaudirahmawati@gmail.comAssyifa Junitasariassyifajunitasari@uinsgd.ac.idTina Dewi Rosahditina_dr@uinsgd.ac.id<p>Ekstrak kulit buah manggis memiliki banyak kandungan senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat bagi kesehatan, selain itu juga dapat dijadikan sebagai media pengganti teh dalam pembuatan kombucha. Kombucha ekstrak kulit buah manggis ditambahkan ke dalam sediaan sabun mandi cair sebagai bahan aktif potensial untuk memperkuat efek antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi kualitas mutu sabun yang dihasilkan dengan penambahan kombucha ekstrak kulit buah manggis berdasarkan SNI 4085:2017, mengidentifikasi hasil uji organoleptik, serta mengidentifikasi aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh sabun mandi cair dengan penambahan kombucha ekstrak kulit buah manggis. Pengujian kualitas mutu sabun mandi cair meliputi pH, total bahan aktif, alkali bebas atau asam lemak bebas, pengujian organoleptik dilakukan terhadap 30 panelis tidak ahli, sedangkan pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun mandi cair dengan penambahan kombucha ekstrak kulit buah manggis sesuai dengan syarat SNI 4085:2017. Pengujian organoleptik mendapatkan hasil warna yang paling disukai pada variasi F<sub>0</sub>, aroma yang paling disukai vaiasi F<sub>2</sub>, dan tekstur yang paling disukai variasi F<sub>0</sub>. Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada sabun mandi cair kombucha ekstrak kulit buah manggis hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membunuh bakteri, ditandai dengan adanya zona hambat (<em>irradical zone</em>). Zona hambat tertinggi yang dihasilkan berada pada variasi sabun mandi cair kombucha ekstak kulit buah manggis variasi F<sub>3</sub> dengan zona hambat sebesar 9,55 mm.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2350Isolasi Gelatin Sisik dan Tulang Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) serta Aplikasinya sebagai Marshmallow Kulit Kecapi (Sandoricum koetjape)2024-10-04T14:14:00+07:00Wulida Ullya Adzintawulidaadznt@gmail.comAsep Supriadinasupriadin@uinsgd.ac.idRina Budi Satiyartirinabudisatiyarti@uinsgd.ac.id<p>Gelatin merupakan protein yang banyak digunakan di berbagai industri, salah satunya industri pangan dalam pembuatan <em>marshmallow</em>. Namun, gelatin komersil yang beredar berasal dari hewan babi atau hewan halal lain yang diragukan kehalalannya sehingga tidak dapat diterima umat muslim. Sebagai alternatif, hewan air seperti ikan mujair dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gugus fungsi gelatin sisik dan tulang ikan mujair serta karakteristik <em>marshmallow</em> buah kecapi berbahan gelatin ikan mujair yang mengacu pada SNI 3547.2-2008. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu konsentrasi gelatin ikan mujair dengan rentang 4, 5, dan 6%. Adapun tahap dalam penelitian ini dimulai dengan <em>degreasing</em>, demineralisasi, ekstraksi, pengeringan, pembuatan <em>marshmallow</em>, dan karakterisasi. Hasil rendemen gelatin ikan mujair yaitu 10,20% dan identifikasi gugus fungsi menunjukkan gelatin ikan mujair memiliki spektrum yang sama dengan gelatin komersil. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antara konsentrasi gelatin dengan karakteristik <em>marshmallow</em> dimana hasil terbaik didapat pada konsentrasi 5% dengan kadar air 13,70%, kadar abu 2,14%, kadar gula reduksi 10,78%, cemaran logam 0,29 mg/kg, organoleptik 3,59, dan aktivitas antioksidan 76,56%.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2351Uji Toksisitas Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat, dan Metanol Daun Bintaro (Cerbera odollam G) terhadap Artemia salina Leach2024-10-04T14:23:08+07:00Tanti Nuraninuraniattabari19@gmail.comAsep Supriadinasupriadin@uinsgd.ac.idAdisty Virakawugi Darniwaadistyvd@uinsgd.ac.id<p>Kanker merupakan ancaman serius bagi manusia karena sel-sel tubuh yang tumbuh secara abnormal menyerang organ tertentu dan berkembang biak dengan cepat, merusak sel-sel tubuh. Tanaman bintaro (<em>Cerbera Odollam </em>G) diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, dan tanin, yang dilaporkan memiliki sifat antimikroba, analgesik dan menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap berbagai jenis kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa mrtabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak <em>n</em>-heksana, etil asetat, dan metanol daun bintaro (<em>Cerbera Odollam </em>G) serta mengetahui tingkat toksisitas ekstrak ekstrak <em>n</em>-heksana, etil asetat, dan metanol daun bintaro (<em>Cerbera Odollam </em>G) terhadap larva <em>Artemia salina</em> L dengan metode <em>Brine Shrimp Lethality Test</em> (BSLT) dengan nilai LC<sub>50</sub>. Penelitian ini menggunakan 450 ekor larva udang (<em>Artemia salina</em> L) yang terbagi menjadi tiga kelompok ekstrak, lima konsentrasi yaitu 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm serta tiga kali pengulangan dengan perlakuan masing-masing 10 ekor larva udang. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak <em>n</em>-heksana, etil asetat dan metanol daun bintaro menunjukan positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Hasil mortalitas pada larva didapatkan nilai probit untuk mengetahui nilai LC<sub>50</sub> yang ditunjukan pada ekstrak <em>n</em>-heksana sebesar 1,00033 ppm sedangkan pada ekstrak etil asetat dan metanol adalah sebesar 40,66053 ppm dan 74,15075 ppm yang menunjukan ekstrak daun bintaro berpotensi sebagai antikanker.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2352Studi Awal Pembuatan Cangkang Kapsul dari Komposit Pati Garut (Maranta Arundinacea L.) dan Karagenan2024-10-04T14:30:39+07:00Intan Siti Fatonahintansitifatonah38@gmail.comSansan Firmansyah Kadarusmansansanfirmansyahkadarusman@gmail.comSilvianaqori Nurulaenisilvianaqori@gmail.comGina Giftia Azmiana Delilahginagiftia@uinsgd.ac.idSoni Setiadjissetiadji@uinsgd.ac.id<p>Kebutuhan bahan pembungkus makanan dan obat di Indonesia terus meningkat. Salah satu bahan pembungkus obat adalah cangkang kapsul. Cangkang kapsul berbahan dasar gelatin merupakan kapsul yang banyak digunakan. Perkembangan produk halal di Indonesia terus meningkat seiring banyaknya permintaan konsumen terhadap produk halal. Pada penelitian ini cangkang kapsul keras telah dibuat menggunakan pati garut (<em>Maranta arundinacea</em> L.) dan karagenan sebagai bahan utama. Ikat silang CaCl<sub>2</sub> dan pemlatis sorbitol digunakan sebagai bahan penunjang. Karagenan yang digunakan adalah karagenan semi halus dari rumput laut merah jenis <em>Eucheuma cottonii</em>. Komposit dibuat dengan mencampurkan pati garut dan karagenan (2:1) serta sorbitol dengan memvariasikan konsentrasi CaCl<sub>2</sub> (1-3%) yang dilarutkan dengan air disertai pengadukan dan pemanasan hingga homogen. Kemudian komposit dicetak menyerupai cangkang kapsul keras. Karakterisasi yang dilakukan terdiri dari uji mekanik, <em>swelling</em>, disintegrasi, dan spektra Infra-merah. Ketiga sampel cangkang kapsul memiliki derajat <em>swelling</em> pada nilai 34,19-38,59%, elongasi pada nilai 0,0332-0,0369, dan kuat tarik pada nilai 1,3647-1,2095 kN/m<sup>2</sup>. Cangkang kapsul 3% CaCl<sub>2</sub> memiliki waktu hancur 15 menit 20 detik pada suhu 37 <sup>o</sup>C.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2353Pembuatan Bioplastik dari Komposit Pati Garut (Maranta arundinacea L.) dan Karagenan dengan Variasi Konsentrasi Sorbitol 2024-10-04T14:54:13+07:00Pipi Oktavianioktavianipipi8@gmail.comDzikry Muhammad Nashirdzikrimn.17@gmail.comNisrina Dhia Pinastinisrinadhiapinasti@gmail.comGina Giftia Azmiana Delilahginagiftia@uinsgd.ac.idSoni Setiadjissetiadji@uinsgd.ac.id<p>Plastik yang tidak dapat dikonsumsi masih banyak digunakan sebagai pembungkus makanan. Limbah plastik tersebut sulit terurai dan menjadi permasalahan lingkungan. Jenis plastik yang dapat dikonsumsi dan dapat menjadi alternatif sebagai plastik pembungkus makanan adalah <em>edible film</em>. Pada penelitian ini telah dibuat bioplastik yang bersumber dari komposit pati garut (<em>Maranta arundinacea L</em>.) dan karagenan dengan menambahkan CaCl<sub>2</sub> dan sorbitol. Konsentrasi sorbitol divariasikan pada rentang 2-6%. Sampel bioplastik dikarakterisasi melalui uji tarik, <em>swelling</em> air, ketebalan dan FTIR. Ketebalan bioplastik bertambah pada nilai 0,185-0,230 mm seiring bertambahnya konsentrasi sorbitol pada bioplastik. Nilai kuat tarik dan elastisitas menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi sorbitol sedangkan nilai elongasi sebaliknya. Nilai kuat tarik berada pada nilai 2,16-1,21 MPa. Elongasi bernilai 21-40% dan <em>swelling</em> air bernilai 24,41-33,80% berdasarkan pada meningkatnya konsentrasi sorbitol. Nilai <em>swelling</em> air pada ketiga bioplastik tersebut belum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai <em>edible film</em>, yaitu maksimal 16,00% menurut standar mutu <em>edible film</em>.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2354Uji Adsorpsi Minyak Goreng dan BBM (Pertalite) Menggunakan Spons Superhidrofobik dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)2024-10-04T15:01:54+07:00Yuni Damayanti Nainggolannainggolanyuni829@gmail.comJesika Nababanjesicanababan8@gmail.comWenika Simbolansimbolonweni@gmail.comAnasthasya Isaura Silalahianasthasya677@gmail.comHanna Esrani Togatorophannatogatorop8@gmail.comMeiyanti Ratnameiyantiratna@mipa.upr.ac.id<p>Indonesia adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Industri ini juga menghasilkan banyak limbah, salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang sering kali dibuang atau dibakar sehingga menyebabkan masalah lingkungan. Sementara itu, pencemaran minyak dari minyak goreng dan bahan bakar minyak (BBM) di perairan menjadi isu lingkungan yang serius. Cemaran ini merusak ekosistem dan membahayakan kehidupan laut. Riset ini bertujuan untuk menguji adsorpsi minyak goreng dan BBM khususnya pertalite menggunakan spons superhidrofobik dari limbah TKKS. Pemanfaatan spons superhidrofobik dari TKKS menawarkan solusi inovatif dan berkelanjutan. Sifat superhidrofobik memungkinkan spons ini menyerap minyak dengan efisiensi tinggi. Pada riset ini spons superhidrofobik dari limbah TKKS akan diuji kemampuan adsorpsi untuk mengetahui nilai kapasitas adsorpsi. Uji dilakukan menempatkan 0,05 gram spons superhidrofobik dalam minyak goreng dan pertalite. Minyak goreng dan pertalite hingga mencapai titik jenuh. Sampel yang jenuh kemudian diangkat dan ditimbang. Adapun daya serap spons superhidrofobik pada minyak goreng sebesar 19,4 dan pada pertalite 22,2.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2355Studi In Silico dan Prediksi Farmakokinetik Senyawa Dibenzalaseton pada Reseptor ERK-1 sebagai Kandidat Antiinflamasi pada Aterosklerosis2024-10-04T15:12:36+07:00Aulia Abbyuauliaabyyu.stifar@gmail.comRijal Baihaki Kusumarijalbaikusuma.stifar@gmail.comAnindya Khaiarunnisasabindyakhairunnisa@gmail.comAnnas Tasya Sarifah Mauliatasya6315@gmail.comJohan Clay TomasoaJhntms905@gmail.comAthika Darumas Putriathikadarumasputri@stifar.ac.id<p>Aterosklerosis adalah masalah kesehatan global utama yang menjadi penyumbang penyebab terbesar dari penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh peradangan kronis pada dinding arteri. Dibenzalaseton (DBA) merupakan senyawa analog kurkumin yang mempunyai aktivitas potensial terhadap inflamasi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi DBA sebagai penghambat inflamasi aterosklerosis pada reseptor ERK-1 dan mengetahui profil farmakokinetik dari senyawa DBA. Senyawa DBA didapatkan melalui PubChem dan dilakukan proses penambatan senyawa DBA pada struktur ERK-1 manusia (PDB ID: 4QTB) dengan menggunakan 3 <em>tools docking</em> yang berbeda yaitu <em>Autodock</em>, DockThor, dan <em>Autodock Vina</em>. Hasil studi secara <em>in silico</em> didapatkan energi ikatan masing-masing sebesar -7,97, -8,181, dan -9,6 kkal/mol dengan pengikatan hidrofobik ke ERK-1 melalui ARG84 di <em>AutoDock</em> , VAL 56, ARG84 di DockThor, dan VAL56, ALA69, LEU173 di <em>AutoDock Vina</em>. Prediksi sifat farmakokinetik dilakukan dengan web SWISS ADME yang menghasilkan bahwa senyawa DBA memiliki bioavailabilitas baik dengan penyerapan GI tinggi. Dengan demikian, hasil keseluruhan menunjukkan bahwa energi pengikatan dan interaksi residu tepat menggarisbawahi konformasi pengikatan DBA yang kuat dan menguntungkan, hal ini penting sebagai potensi terhadap kemanjuran terapeutik senyawa tersebut.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2356Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Alternatif Produksi Pupuk Cair Dengan Teknik Fermentasi Anaerob2024-10-04T15:29:30+07:00Saskia Eka Dianssaskia772@gmail.comRasya Septinania Az Zahrarasyacya20@gmail.comAgus Taufiqagus.tq08@gmail.comMutiara Dewi Rukmanamutiaradewi23@gmail.comSilvia Devi Eka Putrisilviadevi96@gmail.com<p>Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah dalam jumlah yang signifikan, terutama limbah cair. Limbah cair tahu ini terurai dengan cepat dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Cairan ini dapat mencemari lingkungan jika dibuang ke lingkungan tanpa terlebih dahulu diolah. Limbah cair tahu juga mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, dengan melihat potensi dari kandungan tersebut maka dilakukan pengolahan limbah cair tahu dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pupuk organik cair (POC) secara fermentasi anaerob. Dengan memanfaatkan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, mengurangi kemungkinan polusi yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair tahu secara langsung ke lingkungan. Kedua, mendukung gagasan keberlanjutan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang berharga. Terakhir, hal ini menciptakan nilai ekonomi bagi industri tahu dan komunitas di sekitarnya. Dengan menambahkan EM4, air kelapa, larutan gula, dan air secukupnya, semua bahan tersebut dicampur dan dilakukan proses fermentasi secara anaerob selama 14 hari. Setelah proses fermentasi, pengukuran dilakukan dari karakteristik fisikokimia pupuk organik cair yang dihasilkan. Hasil pengukuran diperoleh pupuk organik cair berwarna coklat kekuningan dengan terdapat buih dan jamur, bau fermentik serta <em>Total Dissolved</em> <em>Solids</em> (TDS) sebesar 1,82 ppt, kadar garam sebesar 1,87 ppt, konduktivitas listrik sebesar 3,68 mS dan pH sebesar 4. Hasil ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah cair tahu memiliki potensi untuk digunakan sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2357Peningkatan Kualitas Air Limbah Tahu dengan Penggunaan Arang Aktif dan Zeolit Alam dalam Sistem Filtrasi2024-10-04T21:02:00+07:00Mahdanisa Auliamahdanisaaulia16@gmail.comMuhammad Dzaky Arifindzakyarifin64@gmail.comAgus Taufiqagus.tq@gmail.comMutiara Dewi Rukmanamutiaradewi23@gmail.comSilvia Devi Eka Putrisilviadevi96@gmail.com<p>Tahu adalah makanan yang sangat populer di Indonesia karena harga yang terjangkau dan kandungan gizi yang tinggi. Namun, dalam memproduksi tahu menghasilkan limbah padat dan cair. Limbah cair tahu mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang dapat terurai oleh bakteri, menyebabkan penurunan oksigen terlarut dan kondisi anaerobik yang merusak kualitas air. Limbah cair tahu yang dibuang langsung ke badan air tanpa pengolahan dapat menghasilkan senyawa asam yang menurunkan pH air, mengurangi penetrasi cahaya matahari, dan menghambat fotosintesis tanaman air, sehingga mengurangi oksigen dalam air. Salah satu metode untuk mengolah limbah tahu agar dapat dibuang dengan aman adalah metode filtrasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air limbah tahu menggunakan metode filtrasi dengan media berupa arang aktif dan zeolit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media berupa arang aktif, zeolit, bioball, dan bioring selama tujuh hari, dengan pengukuran pH pada hari ke-1, ke-3, ke-5, dan ke-7. Hasil menunjukkan bahwa pada hari pertama, pH limbah cair tahu meningkat dari 4 menjadi 8, dan stabil pada pH 7 pada hari-hari berikutnya. Ini menunjukkan efektivitas arang aktif dan zeolit dalam menetralkan keasaman melalui penyerapan dan pertukaran ion, sementara bioball dan bioring menyediakan permukaan bagi mikroorganisme yang membantu menguraikan bahan organik dan menjaga keseimbangan pH. Sistem filtrasi yang menggabungkan arang aktif, zeolit, bioball, dan bioring terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas air limbah tahu. Metode ini menawarkan solusi yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pencemaran limbah cair dan mendukung keberlanjutan ekosistem akuatik. Implementasi sistem filtrasi ini berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan lingkungan serta pemeliharaan kualitas air.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2358Pemanfaatan Limbah Biomassa Kulit Bawang Putih (Allium sativum L) sebagai Adsorben Karbon Aktif menggunakan Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) untuk Menurunkan Kadar Ion Logam Krom Total (Cr)2024-10-04T21:09:18+07:00Herna Novi Kurniantihernakuliah15@gmail.comAdi Mulyana Supriatnaadimulyanas@uinsgd.ac.idVina Amaliavinaamalia@uinsgd.ac.id<p>Limbah organik, seperti kulit bawang putih sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Kulit bawang putih mengandung senyawa organik diantaranya selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berpotensi untuk diubah menjadi karbon aktif. Karbon aktif, dengan struktur pori-porinya, dikenal sebagai adsorben yang efektif dalam mengatasi pencemaran, terutama logam berat dalam limbah cair industri, seperti industri penyamakan kulit yang menghasilkan limbah dengan kadar krom tinggi, menjadi sumber utama pencemaran logam berat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memanfaatkan limbah biomassa kulit bawang putih sebagai adsorben logam krom total (Cr) pada limbah cair industri penyamakan kulit. Metode yang digunakan yaitu adsorspi dengan sistem <em>batch</em> pada logam krom total (Cr) menggunakan variasi massa 0,2-0,5 gram dan variasi waktu 40, 60, 75, 90 menit. Pembuatan karbon aktif diawali dengan pemanasan suhu 250 selama 180 menit, dilanjutkan dengan aktivasi menggunakan KOH 0,5M selama 24 jam. Kualitas karbon aktif berdasarkan hasil uji kadar air sebesar 3,4% dan kadar abu sebesar 0,4%. Karakterisasi analisis gugus fungsi karbon aktif menggunakan FTIR didapatkan ikatan O – H , C – H , C = O dan hasil analisis ukuran pori-pori karbon aktif termasuk ke dalam kategori makropori dengan ukuran rata-rata 3,25. Konsentrasi logam krom total (Cr) yang digunakan yaitu 10mg/L mampu diturunkan dengan massa 0,5 gram dalam waktu 60 menit hingga konsentrasi mencapai 0,6mg/L dengan efisiensi adsorpsi tertinggi mencapai 94% dan kapasitas adsorpsi sebesar1,8 mg/g. Analisis isoterm adsorpsi logam krom total (Cr) pada karbon aktif sesuai dengan model isoterm Langmuir dengan R<sup>2</sup> 0,9931. Hasil analisis karbon aktif kulit bawang putih memiliki potensi yang baik untuk mengatasi pencemaran logam berat, namun analisis lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitas pada konsentrasi logam krom total (Cr) yang lebih tinggi.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2359Sintesis Karbon Aktif dari Kulit Manggis (Garcina Mangostana) dengan Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) sebagai Adsorben untuk Reduksi Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Industri Tahu2024-10-04T21:20:33+07:00Anisa Nurhasanahanisanh795@gmail.comAdi Mulyana Supriatnaadimulyanas@uinsgd.ac.idRizka Fitriyanirizkafs@uinsgd.ac.id<p>Kandungan <em>Chemical Oxygen Demand</em> (COD) dan <em>Biological Oxygen Demand</em> (BOD) dalam limbah cair industri tahu sering kali melampaui batas baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014. Metode adsorpsi, khususnya menggunakan karbon aktif dari limbah kulit manggis, solusi efektif untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada limbah tahu dengan kinerja adsorpsinya yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik karbon aktif yang disintesis dari kulit manggis dan mengetahui efektivitasnya sebagai adsorben. Karbon aktif dibuat dari limbah kulit manggis yang dikarbonisasi dengan suhu 300<sup>o</sup>C yang diaktivasi dengan KOH 0,5 M selama 24 jam. Karbon aktif dihaluskan dan diayak 120 mesh. Adsorpsi menggunakan variasi massa adsorben 2; 4; dan 6 gram. Hasil uji kadar air sebesar 0,17% dan kadar abu 1,41%. Hasil karakterisasi SEM karbon aktif kulit manggis memiliki pori-pori yang terbuka dan termasuk kategori makropori dan mesopori dengan ukuran berkisar 3,4 micrometre hingga 10,2 micrometre. Hasil XRD yang menunjukkan struktur amorft. Hasil analisis FTIR karbon aktif kulit manggis memiliki gugus fungsi seperti O-H, C-H, C=N, terdapat gugus fungsi yang khas yaitu gugus C=O. Penggunaan karbon aktif pada variasi massa 6 gram mampu menurunkan kadar COD dan BOD limbah cair industri tahu dengan kondisi efisiensi adsorpsi untuk BOD sebesar 92% dan COD 88% dengan kapasitas adsorpsinya untuk BOD 2,9 <em>mg/g</em> dan COD 5,7 <em>mg/g. </em>Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif dari kulit manggis mampu menurunkan kadar COD dan BOD dalam limbah cair industri tahu.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2360Sintesis Senyawa (1,4,7,10- Tetraazasiklodosekana 1,4,7,10-Tetraasetat)-Folat Sebagai Prekursor Senyawa Pengontras Terarah [Gadolinium-(1,4,7,10- Tetraazasiklodosekana 1,4,7,10-Tetraasetat)-Folat]2024-10-04T21:34:02+07:00Erianti Siska Purnamasarieriantisiska@iwu.ac.id<p><em>Magnetic Resonance Imaging</em> (MRI) merupakan modalitas pencitraan non-ivasif yang paling fleksibel dan kuat untuk penggunaan klinis dalam beberapa waktu terakhir. Untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan dalam MRI, sejauh ini telah digunakan senyawa-senyawa kimia yang disebut senyawa pengontras (<em>contrast agent</em>). Gd-DOTA-Folat dengan linker etilendiamin merupakan salah satu senyawa pengontras terarah yang sedang dikembangkan. Sintesis Gd-DOTA-Folat melalui tiga tahap reaksi utama, yaitu 1). Reaksi pembentukan EDA-Folat (etilendiamina-folat), 2). Reaksi pembentukan DOTA-Folat, dan 3). Reaksi pembentukan Gd-DOTA-Folat. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis prekursor DOTA-Folat sebagai salah satu prekursor dalam sintesis senyawa pengontras Gd-DOTA Folat melalui dua tahap reaksi, yaitu 1). Aktivasi DOTA menggunakan DCC dan NHS menghasilkan DOTA-NHS-Ester, 2). Konjugasi DOTA-NHS-Ester dengan prekursor EDA-Folat menghasilkan DOTA-Folat. Produk senyawa kompleks DOTA-Folat yang dihasilkan dimurnikan dan dikarakterisasi menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet (UV), <em>Fourier Transform Infrared Spectroscopy</em> (FTIR) dan spektrometri massa (MS). Hasil karakterisasi dengan spektrometri massa diperoleh nilai <em>m/z</em> sebesar 870,7224, DOTA-Folat dengan penambahan sebuah proton [M-H<sup>+</sup>] (DOTA-Folat secara teoritis memiliki <em>m/z</em> sebesar 869,8810).</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2361Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Teknik Kimia Industri pada Elemen Proses Industri Kimia Melalui Materi Unit Penyedia Air2024-10-04T21:39:09+07:00Ninik Yuningsihnik.yuningsih@gmail.comAgustin Budi Ariniagustinarini29@gmail.com<p>Pembaruan kurikulum di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki sistem pendidikan di semua jenjang. Pembaruan ini diharapkan dapat mewujudkan praktik pembelajaran yang lebih berkualitas bagi peserta didik. pada kurikulum merdeka menuntut pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan diterapkannya berbagai model pembelajaran yang mampu mendukung tujuan dari kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI Teknik Kimia Industri di SMK Negeri 4 Padalarang melalui penerapan model <em>Problem Based Learning</em> pada elemen Proses Industri Kimia untuk materi unit penyedia air. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian sejumlah 35 peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus; setiap siklus terdiri atas empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi/ evaluasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan meliputi butir soal tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan lembar observasi untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran <em>Problem Based Learning </em>(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata- rata hasil belajar peserta didik dari 70,15 pada siklus 1 menjadi 80,85 pada siklus 2 dan untuk hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dari skor 3 dengan kategori sedang pada siklus 1 menjadi 4 dengan kategori baik pada siklus 2.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2362Implementasi Model Pogil untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Titrasi Asam Basa2024-10-04T21:43:19+07:00Hani Cahya Maulanihanimaula82@gmail.com<p>Penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan strategi pembelajaran intertekstual dengan POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) pada materi Titrasi Asam Basa untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode R&D dengan meliputi lima dari sepuluh tahap, lima tahapan penelitian yang dilakukan adalah 1) Penelitian dan pengumpulan data, 2) Perencanaan produk awal, 3) Pengembangan produk awal, 4) Uji coba produk awal dan 5) Revisi produk utama. Objek dalam penelitian ini adalah rancangan strategi pembelajaran intertekstual dengan POGIL pada materi titrasi asam basa serta subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA di salah satu MAN yang ada di Kabupaten Bandung Barat sebanyak 26 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi kesesuaian rancangan pembelajaran yang dikembangkan, lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, tes penguasaan konsep dan lembar wawancara mendalam. Hasil validasi rancangan strategi yang dikembangkan meliputi kesesuaian langkah pembelajaran dengan sintak POGIL, langkah pembelajaran dengan indikator pencapaian kompetensi dan langkah pembelajaran dengan indikator yang dinyatakan valid oleh 5 orang validator dengan beberapa saran perbaikan. Hasil uji coba rancangan strategi tersebut terlaksana dengan baik. Dari hasil tes penguasaan konsep menunjukkan peningkatan dengan nilai N-gain sebesar 0,31 kategori sedang.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2363Profil Kandungan Kimia dan Potensi Senyawa Aktif serta Aktivitas Biologi dari Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Asal Manokwari2024-10-04T21:46:49+07:00Faisalfaisal.chemistryunm2010@gmail.comSusilowatisusi.unipa@yahoo.comRamlahramlahani13@gmail.comMurtihapsarim.murtihapsari@unipa.ac.id<p>Tumbuhan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya">pepaya </a>(<em>Carica papaya </em>L.) bagian daunnya dapat diolah sebagai bahan makanan dan memiliki senyawa aktif meliputi <em>papain</em>, <em>chymopapain</em>, <em>cystacin</em>, <em>tocophenol</em>, <em>flavonoids</em>, <em>ascorbic acid</em>, <em>glucoside</em>, <em>cyanogenic</em> dan <em>glucosinolates</em> sebagai <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Obat">obat</a> berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat profil kandungan kimia , potensi senyawa aktif dan menguji aktivitas biologi ekstrak dari daun pepaya. Ekstrak daun pepaya diperoleh dengan metode maserasi yang selanjutnya diidentifikasi kandungan senyawa kimianya dengan metode fitokimia. Tahapan berikutnya ekstrak yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH (1.1 <em>Diphenyl</em>-2-<em>picrylhidrazyl</em>). Hasil penelitian menunjukkan daun pepaya asal kota Manokwari memiliki kandungan kimia antara lain alkaloid, triterpenoid, steroid dan flavonoid dengan hasil positif kuat. Hasil analisis GCMS ditunjukkan adanya senyawa aktif asam 2 etil heptanoat. Kemudian untuk uji aktivitas antioksidan diperoleh nilai IC<sub>50</sub> sebesar 875,3 ppm. Nilai IC<sub>50</sub> yang besarnya lebih dari 200 ppm menandakan bahwa ekstrak daun pepaya merupakan antioksidan lemah.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Serieshttp://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2364Pemanfaatan Kulit Cempedak (Artocarpus integer) sebagai Bahan Baku Tepung untuk Membantu Meningkatkan Gizi pada Anak Stunting2024-10-04T21:55:21+07:00Ahmad Rifa’iahmadrifai4942@gmail.comUsmansainusman@ymail.com<p>Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan dari kulit cempedak (<em>Artocarpus integer</em>) yang dapat digunakan sebagai bahan baku tepung. Penelitian ini bertujuan untuk mengecek kandungan kimia dari tepung dengan bahan baku kulit cempedak (<em>Artocarpus integer</em>) untuk membantu meningkatkan gizi pada anak <em>stunting</em>. Metode yang digunakan untuk menentukan karbohidrat yaitu dengan analisis kualitatif karbohidrat, protein dengan analisis kualitatif protein dan analisis kuantitatf protein kasar, menentukan kadar air dengan analisis kadar air bahan pangan, menentukan kadar abu dengan analisis kadar abu bahan pangan, dan untuk menentukan kandungan minyak/lemak dilakukan dengan penentuan kandungan minyak/lemak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kandungan kadar karbohidrat sebesar 5,96%, protein kasar didapatkan hasil sebesar 4,2 %, kadar air pada sampel didapatkan hasil sebesar 1,65%, kadar abu pada sampel didapatkan hasil sebesar 18,69%, kandungan minyak sebesar 1,19%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kulit cempedak mengandung bahan kimia seperti karbohidrat, protein, kadar air, kadar abu yang cukup tinggi. Sedangkan, kandungan minyak/lemak yang terdapat dalam kulit cempedak relatif lebih rendah.</p>2024-10-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series