PERSPEKTIF FIKIH TERHADAP PRODUK MAKANAN, MINUMAN, DAN KOSMETIK HALAL

Authors

  • Aulia Mutiara Affattah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia , Indonesia
  • Farrel Maulana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia , Indonesia
  • Najla Sahla Sahira UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia , Indonesia
  • Iwan Setiawan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia , Indonesia
  • Nema Widiantini UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia , Indonesia

Keywords:

Fikih Islam, Halal, Kosmetik Halal, Makanan Halal, Entitas Syariah, Hukum Islam, Al-Quran, Hadist, Industri Halal

Abstract

Perkembangan industri halal yang pesat menimbulkan kebutuhan pemahaman mendalam tentang konsep halal dalam perspektif fikih islam, khusus nya terkait produk makanan, minuman, dan kosmetik sebagai entitas syariah yang belum sepenuhnya dipahami masyarakat muslim. Penelitian ini bertujuan menganalisis landasan hukum konsep halal dalam islam serta perspektif fikih terhadap makanan, minuman, dan kosmetik halal untuk memberikan panduan komprehensif bagi umat islam. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan analisis deskriptif berbasis studi pustaka, mengkaji sumber primer berupa al-quran dan hadist shahih, serta sumber sekunder meliputi kitab fikih klasik kontemporer dan literatur terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa landasan hukum konsep halal bersumber dari al-quran (QS. Al-Baqarah:168) dan hadis Nabi SAW yang memberikan fundamental dan praktis. Perspektif fiqih makanan dan minuman halal didasarkan pada prinsip asal segala sesuatu halal, kehati-hatian dalam memilih, dan menghindari keraguan, dengan klasifikasi berdasarkan sumber dan proses pengolahan. Kosmetik halal diqiyaskan dengan ketentuan kebersihan dalam islam, memiliki kriteria bahan baku halal, proses produksi sesuai syariah, dan tidak mengandung zat haram, dengan klasifikasi bahan halal mutlak, syubhat, dan haram.

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. Annisa, Firda. Batas Penggunaan Kadar Alkohol pada Kosmetik dan Obat-Obatan (Analisis Terhadap Fatwa MUI Nomor: 40 Tahun 2018 Perspektif Maqāṣid Syarī‘ah). Yogyakarta: Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, 2021.

2. Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani Press, 2015

3. Khasanah, Elisatun, Ali As’ad, dan Anwar Bahrun Mustajib. “Tinjauan Kehalalan Produk Kosmetika dalam Konteks Masā’il al-Fiqhiyyah di Era Modern.” El-Thawalib 6, no. 1 (Februari 2025).

4. Kumala Sari, R. (2021). “Penelitian Kepustakaan Dalam Penelitian Pengembangan Pendidikan Bahasa Indonesia”. Jurnal Borneo Humaniora, 4(2), 60-69.

5. Lesnida. “Penggunaan Kosmetik Berbahaya dalam Perspektif Hukum Islam.” Al-Fikru: Jurnal Ilmiah 15, no. 1 (Januari–Juni 2021): 60–63.

6. Maftuhah. (2014). “Makanan Halal dalam Perspektif al-Qur'an, Sains dan Kesehatan”. Jurnal Bimas Islam, 7(2), 369-405.

7. Rahmadani, G. (2015). “Halal dan Haram dalam Islam”. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum.

8. Sahib, M. dkk. (2024). “Urgensi Penerapan Prinsip Halal dan Thoyyib dalam Kegiatan Konsumsi”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 6(1), 53-64.

9. Sari, M. dkk. (2021). “Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan IPA”. Natural Science, 6(1), 41-53.

10. Syahputra A, dkk. (2023). “Mengkonsumsi Makanan Halal Perspektif Al-Qur’an: Telaah Semantik-Historis QS Al-Baqarah ayat 168”. Jurnal Studi Alquran dan Hadis. 37-47.

11. “Syarat Penggunaan Kosmetik untuk Berhias,” diakses pada 22 Mei, 2025, https://halalmui.org/syarat-penggunaan-kosmetik-untuk-berhias/

Downloads

Published

2025-08-15

Citation Check