Gunung Djati Conference Series
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs
<p><strong>Gunung Djati Conference Series</strong> is a society-owned scientific publisher, providing impact, recognition and value for the scientific community.</p> <p>We work closely with researchers, librarians and partners publishing to produce conference series.</p>UIN Sunan Gunung Djati Bandungen-USGunung Djati Conference Series2774-6585BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KOPI (COFFEA ARABICA) DAN KAYU KALIANDRA (CALLIANDRA CALOTHYRSUS) DENGAN PEREKAT GETAH PINUS (PINUS MERKUSII)
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2530
<p><em>Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang melimpah dan dapat diperbarui. Salah satu pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi adalah biobriket menggunakan campuran kulit buah kopi dan kayu kaliandra dengan perekat getah pinus. Limbah kulit buah kopi di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 777,12 ribu ton sedangkan kayu kaliandra merupakan tanaman dengan rasio pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 97,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi terbaik biobriket dari pencampuran kulit buah kopi dan kayu kaliandra berdasarkan pada nilai kalor dan laju pembakaran yang dihasilkan. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 2 kontrol (100% limbah kulit kopi dan 100% kayu kaliandra) dan 5 perlakuan perbandingan kulit buah kopi dan kayu kaliandra (B1 90:10, B2 70:30, B3 50:50, B4 30:70, dan B5 10:90). Pengujian yang dilakukan yaitu uji massa jenis (kerapatan), kadar air, nilai kalor dan laju pembakaran. Hasil pengujian yang didapatkan yaitu massa jenis (kerapatan) terbaik adalah 0,64 g/cm<sup>3 </sup>pada perlakuan B1 dan B2, kadar air terendah sebesar 3,13% pada perlakuan B1, nilai kalor tertinggi 6.750 kal/g pada perlakuan B5, dan laju pembakaran terlama yaitu 1,72 g/menit pada perlakuan B1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi terbaik biobriket dari pencampuran kulit buah kopi dan kayu kaliandra terhadap nilai kalor yang dihasilkan yaitu perlakuan B5 (10:90) dengan nilai kalor 6.750 kal/g dan komposisi terbaik biobriket dari pencampuran kulit biji kopi dan kayu kaliandra terhadap laju pembakaran yang dihasilkan yaitu perlakuan B1 (90:10) dengan nilai laju pembakaran 1,72 g/menit</em><em>. </em></p>Siska TridesiantiAdisty Virakawugi DarniwaMusa’adahEneng Siti AisyahYani Suryani
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-1047115KEANEKARAGAMAN DAN PATOGENITAS VIBRIO sp. PADA TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI KAWASAN DESA RAWA GAMPONG KECAMATAN PIDIE KABUPATEN PIDIE
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2531
Novi WulandariSyafrina Sari Lubis
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10471629ETNOBOTANI DAN ETNOZOOLOGI DALAM MELESTARIKAN TRADISI DAN ADAT DI PULAU PAHAWANG, LAMPUNG
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2532
<p><em>Kajian etnobiologi khususnya etnobotani dan etnozoologi dapat menggali potensi pemanfaatan tumbuhan dan hewan oleh suatu etnis yang ada pada tradisi adat. Kearifan lokal merupakan modal untuk melestarikan ekosistem yang bertujuan untuk menjaga kelestarian adat istiadat dan meneliti keunikan yang ada pada tradisi adat yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis variasi tumbuhan dan hewan yang digunakan pada tradisi adat di Pulau Pahawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2024. Sebanyak 100 responden diambil datanya menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kuisioner. Tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu tumbuhan sambiloto (Andrographis paniculata) yang dimanfaatkan untuk mengobati hipertensi dan penambah nafsu makan serta tumbuhan lagon (Crotalaria pallida) yang dimanfaatkan untuk mengobati demam, panas dalam, dan penambah nafsu makan. Hewan yang paling banyak digunakan adalah kambing (Capra aegagrus) yang digunakan pada tradisi adat akikah dan pernikahan. </em></p>Winati NurhayuKurnia WahyuNovriadiGres MarettaYanti Ariyanti
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10473048KEANEKARAGAMAN JENIS TANAMAN PEKARANGAN RUMAH DI DESA CISALAK KECAMATAN CIBEBER KABUPATEN CIANJUR
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2533
<p><em>Keanekaragaman tanaman pekarangan merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh masyarakat. Keanekaragaman tanaman menciptakan pelestarian lingkungan hidup sehingga pekarangan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatan pekarangan merupakan hal yang sangat strategis dalam konteks mengkonservasi keanekaragaman hayati</em><em>. </em><em>Desa Cisalak Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa yang dihuni etnis Sunda yang masih memanfaatkan pekarangan,</em><em> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan jumlah jenis, komposisi, pemanfaatan, indek keanekaragaman tanaman pekarangan di tiga dusun Desa Cisalak Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Sampel diambil berdasarkan survei pekarangan dan wawancara langsung dengan pemilik pekarangan. Analisis data di mulai dari dokumentasi, pencatatan nama lokal dan nama ilmiah, perbedaan dari ketiga dusun, pengelompokan tanaman berdasarkan manfaat, distribusi tanaman dalam ordo dan famili, pemanfaatan tanaman pekarangan di Desa Cisalak. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu </em><em>alat tulis, kamera, buku panduan morfologi tumbuhan, dan aplikasi plantNet. Bahan yang digunakan yaitu tanaman pekarangan rumah. </em><em>Hasil yang didapatkan yaitu 22 ordo, 35 famili, dan 337 jumlah tanaman, tanaman yang paling sering ditemukan di tiga dusun yaitu dari famili Araceae, tanaman di kelompokan menjadi tanaman hias, tanaman pangan, dan tanaman obat, bagian tanaman yang paling sering dimanfaatkan yaitu di bagian daun, keanekaragaman tanaman pekarangan di Desa Cisalak Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur tergolong sedang </em><em>dengan hasil nilai shannon index H' = 1,09762</em><em>.</em></p>Astuti KusumoriniAna WidianaFitria Nurhabibah
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10474963PENGARUH DIKLOFENAK PADA HEPAR TIKUS (Rattus norvegicus) TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN LARVA Chrysomya megacephala dalam PENENTUAN POST MORTEM INTERVAL
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2534
<p><em>Pengaruh toksik yang dialami Calliphoridae menjadi isu utama dalam entomologi forensik sebagai bukti kualitatif untuk menentukan obat atau toksik yang dapat memberikan petunjuk dalam penyelidikan forensik, seperti estimasi Post Mortem Interval (PMI). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh diklofenak terhadap laju pertumbuhan larva Chrysomya megacephala (Fabricius, 1794) (Diptera: Calliphoridae). Media perkembangan Chrysomya megacephala menggunakan hepar tikus strain Wistar dengan proporsi 9 gram yang telah dicampur dengan campuran diklofenak. Diklofenak digunakan dalam tiga konsentrasi: 25 mg/9 gram untuk dosis 1, 50 mg/9 gram untuk dosis 2, dan 75 mg/9 gram untuk dosis 3. Untuk membandingkan hasil, sampel kontrol menggunakan hepar (9 gram) tanpa campuran diklofenak. Tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Bobot dan panjang larva Chrysomya megacephala diukur sebanyak 5 kali setiap 3 hari sekali selama percobaan. Pengamatan durasi siklus Chrysomya megacephala diamati tiap hari. Penelitian menemukan bahwa larva pada tiap perlakuan dosis lebih pendek ukurannya dibandingkan dengan kontrol. Semua perlakuan dosis mengalami penurunan bobot larva Chrysomya megacephala secara signifikan. Semua perlakuan dosis diklofenak menyatakan perpanjangan masa perkembangan Chrysomya megacephala. Sampel kontrol menyelesaikan perkembangannya dalam waktu 267,7 jam, lebih singkat dibandingkan dengan perlakuan dosis terendah hingga tertinggi: 384,7 jam (P1), 408 jam (P2), dan 456 jam (P3). Mortalitas larva yang terjadi signifikan pada semua perlakuan dosis. Temuan ini menunjukkan diklofenak menghambat perkembangan Chrysomya megacephala hingga 117 jam lamanya, semakin tinggi dosis diklofenak maka semakin memperpanjang siklus perkembangan dan menghambat pertumbuhan larva sehingga dapat berdampak pada estimasi Post Mortem Interval (PMI). </em></p>Farah Aini AdibaIda KinasihUcu Julita
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10476476Pemanfaatan Lactobacillus plantarum sebagai Starter dalam Produk Olahan Keju Halal
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2535
<p><em>Produk halal</em><em> merupakan produk yang dalam proses produksinya tidak diperbolehkan mengandung unsur atau bahan yang diharamkan untuk dikonsumsi umat Islam, serta tahap pengolahannya harus sesuai dengan prinsip syariat Islam. Salah satu produk halal terutama di bidang pangan</em><em> yang banyak dijumpai adalah keju</em><em> yang dibuat melalui fermentasi</em><em> dengan bantuan enzim rennet. Namun, enzim rennet tersebut dapat menyebabkan produk keju olahan menjadi tidak halal, dikarenakan asal muasal hewannya tidak diketahui secara pasti. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti enzim rennet tersebut adalah starter dari mikroorganisme Bakteri Asam Laktat (BAL). Starter yang digunakan dalam pembuatan keju olahan ini adalah Lactobacillus plantarum dengan tiga variasi konsentrasi yaitu 1; 2,5; dan 5%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas mutu keju olahan berdasarkan SNI No. 2980 Tahun 2018 dengan penambahan starter Lactobacillus plantarum, serta menentukan kadar alkohol menggunakan instrumentasi Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Metode yang digunakan adalah inokulasi starter Lactobacillus plantarum ke dalam susu pasteurisasi, kemudian difermentasi selama 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji kualitas mutu (kadar lemak dalam berat kering, total padatan, cemaran logam berat timbal (Pb), dan cemaran mikroba (Escherichiacoli), penambahan starter Lactobacillus plantarum sebanyak 5% menghasilkan kualitas keju olahan yang baik, ditandai dengan nilai kadar yang konsisten memenuhi standar SNI. Selain itu, penambahan konsentrasi starter 5% ini memiliki kandungan alkohol sebesar 0,0057%. Dapat disimpulkan bahwa starter Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi 5% merupakan starter dengan kualitas yang baik untuk produksi keju olahan karena telah memenuhi standar SNI Keju Olahan, serta diinokulasikan dalam media yang halal.</em></p>SucitraAssyifa JunitasariVina Amalia
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10477792PENGGUNAAN SARI KACANG HIJAU DAN KEDELAI SEBAGAI MEDIA ALAMI PERTUMBUHAN Bacillus subtilis
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2536
<p><em>Media sintetik merupakan jenis media yang dapat digunakan untuk perbanyakan mikroorganisme. Penggunaan media sintetik memiliki kendala yaitu harga bahan yang cukup mahal.</em><em> Untuk mengurangi biaya penggunaannya, maka dapat mencari alternatif dengan menggunakan bahan dari alam. Kacang hijau dan kacang kedelai dapat digunakan sebagai media alternatif untuk menumbuhkan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah menghitung jumlah koloni Bacillus subtilis dalam media alami berupa sari kacang hijau dan kacang kedelai. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menumbuhkan Bacillus subtilis ke dalam media sari kacang hijau dan kacang kedelai selanjutnya untuk menghitung jumlah koloni yang tumbuh menggunakan metode lempeng total atau total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus subtilis mampu tumbuh dalam media sari kacang hijau dengan jumlah koloni 1.7×10<sup>10 </sup>CFU/mL sedangkan untuk sari kacang kedelai terdapat jumlah koloni sebesar 4.5×10<sup>8 </sup>CFU/mL. Berdasarkan hasil koloni yang didapatkan dari kedua media alternatif tersebut menunjukkan bahwa Bacillus subtilis mampu ditumbuhkan dalam media sari kacang hijau dan kacang kedelai.</em></p>Lutfi Chomariyati ApriliyahSitti Nur Ilmiah
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-10479398TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus, Linnaneus, 1758) SECARA MONOKULTUR DI LABORATORIUM AKUATIK SEAMEO BIOTROP BOGOR
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2537
<p><em>Budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi yang baik, sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ikan nila merupakan komoditas yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan karena pertumbuhan cepat dan memiliki nilai gizi tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya ikan nila secara monokultur di SEAMEO BIOTROP Bogor, memperoleh pemahaman tentang kebutuhan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan nila. Metode yang digunakan yaitu observasi dengan mencatat kegiatan budidaya dengan sistem monokultur atau budidaya yang hanya fokus pada satu jenis ikan, mencakup pemberian pakan terjadwal dan berkualitas, pengendalian penyakit, manajemen proses pemijahan, pemeliharaan larva dan benih, serta pengendalian lingkungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa budidaya ikan nila mencakup pemeliharaan induk, pemijahan, pemeliharaan larva, pemeliharaan benih, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, dan pengendalian penyakit. </em><em>Dosis pakan ikan nila yang optimal diberikan sebanyak 3% dari total berat ikan nila dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari. Kualitas air yang optimal bagi ikan nila meliputi </em>temperatur<em> berkisar antara 25-32 ºC, pH 6,5-7,5, kadar oksigen terlarut 5,0-6,0 mg/L, dan kecerahan 30-40 cm. Penerapan sistem monokultur memberikan kemudahan dalam penanganan, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan air yang lebih sederhana, dan penyediaan nutrisi yang disesuaikan untuk setiap jenis ikan, yang secara efektif mengurangi persaingan di dalam kolam. Dalam hal ini, pembudidaya ikan nila dapat memilih sistem monokultur karena memberikan manajemen yang lebih sederhana dan memudahkan dalam pemantauan ikan nila.</em></p>Ita FitriyyahTia MutiaraZulhamsyah ImranAsmar Kalimashada Putra EtistaRhomi Ardiansyah
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-104799107Pengaruh Pemberian Pakan Ternak Bonggol Jagung dalam Meningkatkan Bobot Badan Ayam Broiler
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2538
<p><em>Bonggol jagung sebagai limbah organik belum banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kandungan seratnya yang tinggi. Fermentasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bonggol jagung untuk pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan yang berbahan dasar bonggol jagung dalam peningkatan bobot badan ayam broiler. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Varian). Penelitian dilaksanakan dengan 4 tahapan, yaitu tahap persiapan sampel, pembuatan pakan, pengaplikasian pakan dan pengamatan bobot badan ayam broiler. Rata-rata pengamatan bobot badan ayam broiler minggu 0 pada P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut adalah 35.06 g/ekor, 36.08 g/ekor, 36.34 g/ekor dan 36.08 g/ekor. Pada minggu 1, rata rata bobot badan ayam broiler pada P0, P1, P2 da P3 adalah 120.0 g/ekor, 113.4 g/ekor, 117 g/ekor dan 111.6 g/ekor. Sedangkan pada minggu 2, rata-rata bobot badan ayam broiler pada P0, P1, P2 dan P3 adalah 291.3 gr/ekor, 298.3 g/ekor, 286.0 g/ekor dan 290.7 g/ekor. Kombinasi pakan yang digunakan terdiri dari 3 kombinasi yaitu P1 (30 g bonggol jagung + 50 g dedak + 20 g susu bubuk afkir), P2 (40 g bonggol jagung + 40 g dedak + 20 g susu bubuk afkir) dan P3 (50 g bonggol jagung + 30 g dedak + 20 g susu bubuk afkir). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pakan berbahan dasar bonggol jagung tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan nilai Fhit (0.64; 0.59; dan 0.11) lebih kecil dibandingkan Ftab 0.05 (3.24) di setiap perlakuan karena konsumsi pakan tidak memenuhi kebutuhan makanan ayam broiler yang membutuhkan banyak protein. </em></p>Ferdinand SusiloRegita OctavianiRahmiati
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-1047108119TEKNIK BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus Burchell, 1882) SECARA SEMI ALAMI (Induced Spawning) DI SEAMEO BIOTROP BOGOR
https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/2539
<p><em>Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang terus berkembang karena tingginya permintaan pasar, mencapai 2-4 ton per hari. Namun, terbatasnya jumlah petani menyebabkan produksi belum optimal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penerapan teknik budidaya semi-alami yang dapat meningkatkan produktivitas dengan efisiensi yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik dalam membudidayakan ikan lele secara semi alami atau Induced Spawning. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium akuatik SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional For Center Tropical Biology) dilaksanakan mulai 26 Juni – 26 Juli 2023 secara deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara dan partisipasi aktif. Teknik budidaya yang digunakan pada penelitian ini yaitu semi alami atau induced spawning. Terdapat beberapa tahap pada teknik ini, yaitu persiapan wadah, seleksi induk, penyuntikan hormon, penetasan telur dan pemeliharaan larva. Teknik budidaya ikan lele dengan menggunakan teknik semi alami atau induced spawning, telah berhasil dilakukan dengan tingkat efisiensi yang cukup baik. Teknik ini efisien karena memadukan kontrol manusia dengan beberapa elemen alami, seperti siklus pemijahan alami dan kondisi lingkungan kolam.</em></p>Syafira Maulida MorisIta FitriyyahZulhamsyah ImranAsmar Kalimashada Putra EtistaRhomi Ardiansyah
Copyright (c) 2024 Gunung Djati Conference Series
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-102024-12-1047120125