PENGARUH POLA TUMPANG SARI BAYAM HORENSO (Spinacia oleracea) DAN TERUNG PERTIWI (Solanum melongena) SECARA ORGANIK
Main Article Content
Abstract
Sayuran merupakan bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, vitamin, serat dan kandungan lain. Sayuran organik semakin banyak peminatnya dari semua kalangan masyarakat. Pola tanam tumpang sari dapat menjadi solusi untuk menciptakan keseimbangan ekologi dan interaksi saling mengisi untuk pengoptimalan produktivitas budidaya sayuran yang memiliki periode tanam semusim yang dapat dilakukan berulang kali secara bersamaan. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan selama 2 bulan dimulai dari 3 Oktober sampai dengan 3 Desember 2022 di kelompok tani Saung Organik yang beralamatkan Kampung Sukarasa, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola penanaman tumpang sari bayam horenso (Spinacia oleracea) dengan terung pertiwi (Solanum melongena L.) secara organik untuk mengetahui efektifitas produktivitas lahannya. Metode yang digunakan dengan melakukan observasi, praktik lapangan, wawancara dan studi literatur terhadap sumber-sumber yang relevan dengan laporan ini. Hasil dari tumpang sari bayam horenso dengan terung pertiwi ini efektif diterapkan dengan dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar karena tidak perlu adanya masa menunggu persiapan lahan kembali pada saat satu jenis tanaman habis setelah masa panen dan petani akan terus memperoleh pendapatan.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Banu, L. S., & Sholihah, S. M. (2021). Efektivitas Pemberian Beberapa Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Terhadap Serapan Hara Pada Polikultur Selada Dan Terung. Jurnal Ilmiah Respati, 12(1), 45-53.
Evanita, E., Widaryanto, E., & Heddy, Y. S. (2014). Pengaruh pupuk kandang sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L) pada pola tanam tumpangsari dengan rumput gajah (Penisetum purpureum) tanaman pertama (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Hidayat, P. (2011). Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman pada Tumpangsari Selada dengan Tomat diaplikasi Mulsa Jerami. Agrivigor, 10(2), 139147.
Huda, N. &. (2019). The Effect Of Intercropping And Leaf Fertilizer On The Growth And Production Of Chili, Eggplant And Tomato Plants. Nabatia, 7(1), 27-33.
Keliat, T., & Nadapdap, H. J. (2020). Analisis Pengendalian Kualitas Untuk Meminimasi Produk Cacat Pada Bayam Jepang. Agrika, 94-109.
Maghfiroh, R. N., & Suryadarma, P. (2020). Budi Daya Tanaman Oyong (Luffa acutangula L.) dan Terung (Solanum melongena L.) Berbasis Tumpangsari sebagai Upaya Peningkatan Produksi di Desa Neglasari. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM), 2(2), 302-308.
Meilita, A. (2020). Meilita, A. Penanganan Panen Dan Pascapanen Bayam Jepang (Spinacia Olereacea L) Organik Di Yayasan Bina Sarana Bhakti Bogor Jawa Barat (Doctoral Dissertation.
Mulyanto, T. (2010). Uji Daya Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum. L) Dan Terung (Solanum Melogena. L) Pada Sistem Tumpang Sari Melalui Pemberian Bokashi Dari Kotoran Kambing. Flora, 6(1), 70-86.
Nawu, N. (2014, S). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam (Amaranthus Sp L.) Berdasarkan Pola Tanam Tumpang Sari Dengan Tanaman Sayuran