Menerima Segala Bentuk Ketetapannya Agar Mendapat Ridhanya
Isi Artikel Utama
Abstrak
Pemaknaan iman kepada al-qadha dan al-qadar serta implementasi dalam kehidupan masih terkesan mempertentangkan kehendak Allah dan kehendak manusia, sehingga sering terjadi “Salah kaprah” dalam mengamalkan rukun iman yang satu ini. Pada intinya, al-qadha dan al-qadar memiliki makna yang sejalan, yaitu ketetapan atau keputusan Allah SWT. atas makhluknya yang harus kita terima dan pengukuhan ilmu-Nya mengetahui tentang apa yang terjadi berupa perbuatan para hamba-Nya. Pencatatan takdir itu ditetapkan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan-Nya jauh sebelum langit dan bumi diciptakan (Lauhul Mahfudz), dan karena apa yang telah diketahui-Nya itu pasti terjadi. Rasulullah SAW. telah mengisyaratkan kepada kita untuk tidak pasrah begitu saja terhadap takdir, karena manusia sendiri mempunyai peran penting dan dipermudah dalam setiap amalan mereka.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Referensi
Riau, 2019), 103. Quantum Akhyar, 2013), 591.
Pemikiran dalam Islam (Riau: PT Indragiri Dot Com, 2020), 78. Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan Vol. 3, no. 01 (2019): 2.
http://jurnal.sttii-surabaya.ac.id/index.php/Kerusso/article/view/232
Sulaiman Ibrahim, Argumen Takdir Perspektif Al-Qur’an,145.
Elyanti Rosmanindar, “Nilai Filosofi Ikhtiar Dalam Ekonomi Syariah
Saidul Amin, Harun Nasution: Ditinjau dari Berbagai Aspek (Riau: CV. Asa Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1997), 61.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Institit Jamaluddin dan Shabri Shaleh Anwar, Ilmu Kalam: Khazanah Intelektual