KARAKTERISTIK MORFOMETRI ANAK BURUNG MALEO GUNUNG (Aepypodius arfakianus) DI KAWASAN PENYANGGA CAGAR ALAM PEGUNUNGAN ARFAK-PAPUA BARAT

Isi Artikel Utama

Hotlan Manik

Abstrak

Masyarakat Papua khususnya yang tinggal di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Arfak telah lama memanfaatkan burung Maleo gunung (Aeppodius arfakianus) sebagai salah satu sumber pangan bagi keluarga. Pemanfaatan telur dan daging burung yang tidak terkontrol dikhawatirkan mempercepat kepunahan di habitat alam, salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan melakukan penangkaran di luar habitat (ex-situ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometri anak burung Maleo gunung (Aepypodius arfakianus). Lima puluh sembilan ekor anak burung Maleo gunung diambil dari dua lokasi yaitu Kampung Sigim dan Sinaytoisi Distrik Menyambouw Kabupaten Pegunungan Arfak. Variabel yang diamati adalah bobot tubuh, ukuran panjang ekor, panjang paruh, panjang shank, panjang jari tengah dan cakar. Data dianalisis secara deskriptif, ditampilkan dalam rata rata dan simpangan baku serta Koefisien Variasi (KV). Karakteristik morfometri anak burung Maleo gunung (Aepyodius arfakianus) mempunyai bobot badan 111,2±6,3 g; panjang ekor 1,8±0,3 cm; panjang sayap 7,8±0,5 cm; panjang paruh 1,6±0,2 cm; panjang shank 3,1±0,2 cm; panjang jari tengah 2,7±0,2 cm; panjang cakar jari tengah 1,0±0,2 cm. Anak burung memiliki bobot badan, panjang bulu sayap, paruh, shank, jari tengah yang seragam dengan koefisien dibawah 15%, sedangkan untuk panjang bulu ekor dan cakar relatif bervariai dengan nilai koefisien  diatas 15%.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Bagian
Articles
Biografi Penulis

Hotlan Manik, Universitas Papua

Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan

 

Referensi

Beehler, B.,M., Pratt & Zimmerman.(2001). Burung-Burung di Kawasan Papua. Puslitbang Biologi-LIPI. Jakarta.

Fitzpatrick, S. (1997). Tail Length in Birds in Relation to Tail Shape, General Flight Ecology and Sexual Selection. Journal Ecology Biology.12: 49-60

Hafsah. (2009). Percepatan Peningkatan Populasi Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Melalui Perbaikan Pola Penetasan dan Penangkaran di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah. Disertasi. Yogyakarta. Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Hedrick, B., P., Samantha A., C., Lindsay E., Z., Christopher, N.& Peter,. D. (2019). Quantifying Shape and Ecology in Avian Pedal Claws: The Relationship Between The Bony Core and Keratinous Sheath. Journal Ecology and Evolution. 9 :11545-11556.

Hickman C.P., L.S. Roberts, S.L. Keen, A. Larson, & D.J. Eisenhour. (2007). Animal Diversity. Mc Graw-Hill,New York

Karim, I., Sonbait, L. & Patiselanno, F. (2020.) Status Konservasi Sarang Megapoda Arfak (Aepypodius arfakianus) di Cagar Alam Pegunungan Arfak: Salah Satu Dampak dari Perubahan Lansekap. Jurnal Lingkungan, 18 (1): 119-125

Kloska, C. & Jürgen Nicolai.(1988). Fortflanzungsverhalten des Kamm-Talegalla (Aepypodius arfakianus Salvad). Journal of Ornithology. 129:185-204.

Lambey L. J., Noor R.,R, Wasmen M. & Duryadi, D. (2013). Karakteristik Morfologi Perbedaan Jenis Kelamin, dan Pendugaan Umur Burung Weris (Gallirallus philippensis) di Minahasa Sulawesi Utara, Veteriner 14:228-2238.

Listiana, Setiawan, I & Garnida, D. (2015). Identifikasi Sifat - Sifat Kuantitatif Burung Puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis). Student e-journals.4 (3): 1-13

Manik, H & Kilmaskossu, A.(2013). Ekologi Persarangan Burung Maleo Gunung (Aepypodius arfakianus) di Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak-Papua Barat. Prosiding Seminar Nasional Biologi PBI XXII: Peran Biologi dalam Pendayagunaan Bioresources Indonesia untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 31 Agustus - 1 September 2013. hlm 311-315.

Manik, H., Yurmiaty, H., Asmara, I., Handarto., Iskandar, J., & Partasasmita, R. (2018). Wattled Brush turkey Hunting System in The Sigim and Sinaitousi Communities in The Buffer Zone of The Arfak Mountain Nature Reserve, West Papua, Indonesia. Journal Biodiversitas.19 (3):799-806

Manik, H. (2023). Modifikasi Penetasan Telur Burung Maleo Gunung (Aepypodius arfakianus) Berdasarkan Karakteristik Habitat Mikro di Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak Papua Barat. Disertasi. Sumedang. Program Doktor Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Pike, A.,V.,L & D. P. Maitland. (2004). Scaling of Bird Claws. Journal Zoology London.262, 73-83.

Pough, F,H., C.M. Jenis dan J.B. Heiser. (2013). Vertebrate Life. Ninth Edition. Pearson Edukation, Inc, New Jersey.

Saerang, J.,L., P.(2010). Kajian Biologis Maleo (Macrocephalon maleo) yang Dipelihara Secara Ex Situ. Disertasi.Bogor.Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Salosa S., T., Awang, S., A., Priyono S. & Purwanto, R.(2014). Hutan dalam Kehidupan Masyarakat Hatam di Lingkungan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 21(3) : 349-355

Sinclair, J. R. (2001). Temperature Regulation in Mounds of Three Sympatric Species of Megapode (Aves: Megapodiidae) in Papua New Guinea: testing the “Seymour Model”. Australian Journal of Zoology,49: 675-694

Tanari, M.(2007). Karakteristik Habitat, Morfologi dan Genetika serta Pengembangan Teknologi Penetasan Ex Situ Burung Maleo (Macrocephalon maleo Sal.Muller 1846) Sebagai Upaya Meningkatkan Efektivitas Konservasi. Disertasi.Bogor.Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.