Pengaruh Rasio Epoksi-Serat Sabut Kelapa, Arah Susunan, Volume dan Konsentrasi Vinyltrimethoxysilane terhadap Kekuatan Tarik Komposit
Isi Artikel Utama
Abstrak
Sabut kelapa merupakan salah satu limbah yang diperoleh dari tempat pengolahan buah kelapa yang menghasilkan jumlah limbah yang cukup besar, sehingga dalam upaya untuk mengurangi limbah sabut kelapa sekaligus meningkatkan nilai ekonominya yaitu dengan membuatnya menjadi material penguat komposit dengan mengambil serat sabut kelapa. Namun, ketahanan komposit polimer berpenguat serat alam memiliki ikatan yang lemah antara pengisi (filler) dengan matriks polimer, sehingga penggunaan agen pengikat juga dibutuhkan yaitu vinyltrimethoxysilane (VTMS). Pada penelitian ini, proses pembuatan komposit epoksi-serat sabut kelapa dibuat menggunakan metode cetakan terbuka (Hand Lay Up) dan pengujian sesuai dengan standar ASTM D638 menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Hasil pengujian kuat tarik komposit epoksi-serat sabut kelapa berdasarkan pengaruh rasio dan arah susunan epoksi-serat sabut kelapa mengalami kenaikan seiring dengan penambahan volume serat serta berpengaruh signifikan karena arah susunan serat. Diperoleh komposit yang memiliki kuat tarik tertinggi adalah pada variasi rasio 14%:86%/90° dengan nilai sebesar 18,619 MPa. Hasil pengujian kuat tarik komposit epoksi-serat sabut kelapa berdasarkan pengaruh konsentrasi dan volume vinyltrimethoxysilane (VTMS) mengalami peningkatan seiring dengan tinggi volume dan konsentrasi vinyltrimethoxysilane (VTMS). Diperoleh komposit yang memiliki kuat tarik tertinggi adalah pada spesimen dengan konsentrasi vinyltrimethoxysilane (VTMS) 8% dan volume 4 ml kuat dengan nilai sebesar 21,43 MPa. Dapat diketahui juga pengaruh penambahan larutan vinyltrimethoxysilane (VTMS) pada komposit epoksi-serat sabut kelapa mampu meningkatkan jumlah ikatan kovalen antara resin epoksi dan serat sabut kelapa sehingga dapat meningkatkan kuat tarik komposit yang dibentuk.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Referensi
T. Y. Hendrawati and S. AB, “Analisis Kelayakan Industri Kelapa Terpadu,” J. Teknol., vol. 8, no. 2, p. 61, 2016, doi: 10.24853/jurtek.8.2.61-70.
A. Sabuin, K. Boimau, D. G. H. Adoe, and J. T. Mesin, “Pengaruh Temperatur Pengovenan terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Polyester Berpenguat Serat Glass dan Serat Daun Gewang,” LONTAR J. Tek. Mesin Undana (LJTMU ), vol. 2, no. 1, pp. 69–78, 2015.
M. Yani, B. Suroso, and R. Rajali, “Mechanical Properties Komposit Limbah Plastik,” J. Rekayasa Mater. Manufaktur dan Energi, vol. 2, no. 1, pp. 74–83, 2019, doi: 10.30596/rmme.v2i1.3071.
R. Oktaviana, B. Sitorus, and M. B. Malino, “Pengaruh 3-Aminopropyltriethoxysilane Terhadap Sifat Dan Morfologi Komposit Karet Alam-Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit,” Jkk, vol. 4, no. 4, pp. 94–100, 2015.
A. C. Pereira, S. N. Monteiro, F. S. de Assis, F. M. Margem, F. S. da Luz, and F. de O. Braga, “Charpy impact tenacity of epoxy matrix composites reinforced with aligned jute fibers,” J. Mater. Res. Technol., vol. 6, no. 4, pp. 312–316, 2017, doi: 10.1016/j.jmrt.2017.08.004.
F. Maulida, W. P. Sari, and D. Darmawangsa, “
Pengaruh penambahan silane terhadap kekuatan fleksural reinforced composite yang diperkuat dengan glass fiber non-dental
The effect of silane addition on the flexural strength of non-dental glass fiber reinforced composite
,” J. Kedokt. Gigi Univ. Padjadjaran, vol. 31, no. 1, pp. 43–46, 2019, doi: 10.24198/jkg.v31i1.18095.M. B. N. Rahman and H. Sosiati, “Pengaruh Perlakuan Sebelum Alkalisasi dan Waktu Alkalisasi terhadap Sifat Bending Komposit Serat Sisal / PMMA,” Semesta Tek., vol. 23, no. 1, pp. 75–84, 2020, doi: 10.18196/st.231257.
S. Lv, H. Tan, J. Gu, and Y. Zhang, “Silane modified wood flour blended with poly(lactic acid) and its effects on composite performance,” BioResources, vol. 10, no. 3, pp. 5417–5425, 2015, doi: 10.15376/biores.10.3.5417-5425.