PENERAPAN JARAK TANAM PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) var. BATU KARET DI KELOMPOK TANI BUKIT BERKAH ORGANIK

Isi Artikel Utama

Dewi Salsa
Ahmad Taofik

Abstrak

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup strategis untuk dibudidayakan dikarenakan komoditas ini akan dibutuhkan terus menerus diberbagai sektor khususnya kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan akan bawang merah akan terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, untuk itu produksi bawang merah perlu ditingkatkan salah satunya dengan penerapan teknik budidaya yang tepat. Penerapan jarak tanam merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan produksi bawang merah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan didukung oleh studi literatur yang ada dapat dikatakan bahwa jarak tanam ideal untuk budidaya bawang merah yakni 20 × 20 cm. Jarak tanam tersebut terbukti dapat menghasilkan bobot segar bawang merah sebesar 75 ton untuk luas lahan 1.300 m2 di kelompok tani Bukit Berkah Organik. Selain itu jarak tanam juga dapat mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman, diameter umbi dan bobot segar umbi bawang merah.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Bagian
Articles
Biografi Penulis

Dewi Salsa, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurusan Agroteknologi

Ahmad Taofik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurusan Agroteknologi

Referensi

Amsah, Marliah, A., & Syamsuddin. (2020). Pengaruh Beberapa Varietas dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5, 595–604.

Badan Pusat Statistik. (2021). Produksi Tanaman Sayuran 2021.

Beja, H. D. (2020). PENGARUH BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BIMA. Mediagro, 16(2), 16–25. https://www.publikasiilmiah.unwahas. ac.id/index.php/Mediagro/article/vie w/3753

BPPT. (2007). Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. https://www.iptek.net.id/ind/teknolog i-pangan/index.php id=244.

Campbell, N. (2002). Biologi (Jilid II). Erlangga.

Dinas Pertanian dan Perikanan. (2012). Kandungan Bawang Merah.

Kabupaten Majalengka.

Dirjen Pertanian. (1989). Bercocok Tanam Hortikulutra Seri Sayur - sayuran dan Buah-Buahan.

E.W Lea, Y., Farid, A., & Pratiwi, A. (2018). Optimalisasi Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum, L) Pada Musim Penghujan Di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu. Agriekstensia, 17(2), 133–140. https://doi.org/10.34145/agriekstensi a.v17i2.90

Efendi, A. M., Fahmi, I., Samanhudi, S., & Purwanto, E. (2020). Pengaruh Ukuran Siung dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau. Agrotechnology Research Journal, 4(1), 6–10.

https://doi.org/10.20961/agrotechresj

.v4i1.39919

Gardner, F. P., R.B. Pearce, D., & Mitchell, R. L. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press.

Mahmudi, S., Rianto, H., & Historiawati. (2017). Pengaruh Mulsa Plastik Hitam Perak dan Jarak Tanam pada Hasil Bawang Merah (Allium cepa fa. ascalonicum, L.) Varietas Biru Lancor. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika Dan Subtropika, 2(2), 60–62.