PENGARUH SISTEM PENGAIRAN TERGENANG TERHADAP PERTUMBUHAN TOMAT SELVI (Lycopersicum esculentum Mill)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah salah satu komoditas sayuran hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tomat yang tumbuh dengan baik perlu memperoleh beberapa hal seperti tanah gembur, humus dan pH tanah antara 5-6 tidak lupa juga pengairan yang memadai dan teratur. Sistem pengairan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam melakukan budidaya tomat. Sistem penggenangan adalah sistem pengairan dengan mengatur kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengairan dengan cara penggenangan terhadap pertumbuhan tomat selvi. Praktik dilakukan selama 2 bulan pada tanggal 3 Oktober 2022 hingga 3 Desember 2022 di Saung Organik (SO) yang berlokasi di Kampung Cijerokaso Wetan Desa Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Hasil observasi menunjukan bahwa penggunaan sistem pengairan dengan genangan tidak berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Referensi
Ahmad Prima Jaya, M. Yuzan Wardhana, R. (2022). Sikap Toleransi Petani Tomat Dan Tingkat Adopsi Teknologi Usahatani Tomat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 7(2), 233–243.
Djazuli, M. (2010). Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Beberapa Karakter Morfo-Fisiologis tanaman Nilam. FAO. (2012). Crop yield rensponse to water.
Hardjowigeno, S., Subagyo, H., dan Luthfi, R. M. (2005). Morfologi dan Klasifikasi Tanah Sawah.
Hilman. (2011). Teknologi Hemat Air Di Lahan Sawah Irigasi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara, Kendari.
Jumawati, R., Sakya, A. T., & Rahayu, M. (2014). Pertumbuhan Tomat pada Frekuensi Pengairan yang Berbeda. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 16(1), 13. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v16i1.18906